Koleksi Spring Summer Tandai 1 Dekade Sapto Djojokartiko Berkarya
A
A
A
JAKARTA - Merayakan 10 tahun berkarya di industri mode Tanah Air, desainer Sapto Djojokartiko menggelar pagelaran busana koleksi spring/summer 2019 di Istora Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Dalam kesempatan ini, Sapto bercerita dengan menggambarkan evolusi budaya dan peradaban manusia yang terus berkembang bersamaan dengan tumbuhnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan warisan sejarah. Di antara banyak contoh fenomena evolusi, fenomena artificial intelligence (AI) kerap diperbincangkan dan kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
AI tidak hanya dimanfaatkan untuk mengambil alih aspek teknis industri kebanyakan, namun juga memfasilitasi jalannya aktifitas sehari-hari manusia di era modern seperti saat ini. Sapto menerjemahkan perubahan dramatis ini dan merefleksikannya ke dalam desain, motif dan hiasan dengan daya tarik moderen dan unsur street syle. Pola-pola yang indah tersebut terinspirasi dari unsur-unsur arsitektur, kerajinan, robot dan kehidupan manusia pada umumnya.
"Koleksi ini menyajikan palet warna arctic, dingin dan kontemporer yang meliputi warna frost, oyster, marble, quill, spruce, seafoam, clay dan sentuhan warna hitam. Saya juga menggunakan sedikit unsur warna-warna seperti clematis, limoges, sage dan cayenne di line-up koleksi ini," kata Sapto melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Koleksi ini turut menggambarkan perjalanan medernisasi (era teknologi) serta sisi organik dan historis manusia. Di sisi lain, koleksi ini menyampaikan sebuah kritik terbuka. Koleksi ini juga mempertanyakan bagaimana manusia bertahan hidup di masa mendatang ketika artificial intelligence sudah dapat dipahami dan mengendalikan dunia manusia.
"Melalui koleksi ini, saya berharap untuk menceritakan bagaimana roda kerap berputar di kehidupan kita sehari-hari. Adanya perubahan dan evolusi zaman sangat mepengaruhi cara kita bertahan hidup di era modern yang kian berkembang," jelasnya.
Bekerja sama dengan Prisjilla Rasjid selaku Creative & Image Director pada pagelaran busana, konsep keseluruhan aplikasi make up memberikan nuansa futuristik, organic, namun melankolis dengan kulit matte, riasan mata alami dan sentuhan warna perak di kelopak mata. Pagelaran busana ini juga didukung oleh brand make up Make Over.
"10 tahun lamanya Mas Sapto berkarya berinovasi dan selama 10 tahun itu juga Sapto Djojokartiko menjadi ikon penting keanggunan wanita modern Indonesia. Kolaborasi tampilan make up kali ini adalah riasan yang modern dan futuristik, sejalan dengan busana yang akan ditampilkan," kata Stephanie Lie selaku Brand Manager Make Over Cosmetics.
Dalam kesempatan ini, Sapto bercerita dengan menggambarkan evolusi budaya dan peradaban manusia yang terus berkembang bersamaan dengan tumbuhnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan warisan sejarah. Di antara banyak contoh fenomena evolusi, fenomena artificial intelligence (AI) kerap diperbincangkan dan kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
AI tidak hanya dimanfaatkan untuk mengambil alih aspek teknis industri kebanyakan, namun juga memfasilitasi jalannya aktifitas sehari-hari manusia di era modern seperti saat ini. Sapto menerjemahkan perubahan dramatis ini dan merefleksikannya ke dalam desain, motif dan hiasan dengan daya tarik moderen dan unsur street syle. Pola-pola yang indah tersebut terinspirasi dari unsur-unsur arsitektur, kerajinan, robot dan kehidupan manusia pada umumnya.
"Koleksi ini menyajikan palet warna arctic, dingin dan kontemporer yang meliputi warna frost, oyster, marble, quill, spruce, seafoam, clay dan sentuhan warna hitam. Saya juga menggunakan sedikit unsur warna-warna seperti clematis, limoges, sage dan cayenne di line-up koleksi ini," kata Sapto melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Koleksi ini turut menggambarkan perjalanan medernisasi (era teknologi) serta sisi organik dan historis manusia. Di sisi lain, koleksi ini menyampaikan sebuah kritik terbuka. Koleksi ini juga mempertanyakan bagaimana manusia bertahan hidup di masa mendatang ketika artificial intelligence sudah dapat dipahami dan mengendalikan dunia manusia.
"Melalui koleksi ini, saya berharap untuk menceritakan bagaimana roda kerap berputar di kehidupan kita sehari-hari. Adanya perubahan dan evolusi zaman sangat mepengaruhi cara kita bertahan hidup di era modern yang kian berkembang," jelasnya.
Bekerja sama dengan Prisjilla Rasjid selaku Creative & Image Director pada pagelaran busana, konsep keseluruhan aplikasi make up memberikan nuansa futuristik, organic, namun melankolis dengan kulit matte, riasan mata alami dan sentuhan warna perak di kelopak mata. Pagelaran busana ini juga didukung oleh brand make up Make Over.
"10 tahun lamanya Mas Sapto berkarya berinovasi dan selama 10 tahun itu juga Sapto Djojokartiko menjadi ikon penting keanggunan wanita modern Indonesia. Kolaborasi tampilan make up kali ini adalah riasan yang modern dan futuristik, sejalan dengan busana yang akan ditampilkan," kata Stephanie Lie selaku Brand Manager Make Over Cosmetics.
(tdy)